MORFOLOGI SEBAGAI CABANG ILMU LINGUISTIK
A. Hakikat Morfologi
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi, kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’. Di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukan kata’, sedangkan di dalam kajian biologi morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk-bentuk sel-sel tumbuhan atau jasad-jasad hidup’.
B. Morfem
Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti satuan itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya. Perlu diingat bahwa dalam konvensi linguistik sebuah bentuk dinyatakan sebagai morfem ditulis di dalam {} (kurung kurawal).
Contoh:
Membeli, dapat dianalisis menjadi dua bentuk terkecil yaitu {me-} dan {beli}.
-Bentuk {me-} adalah sebuah morfem afiks yang memiliki makna garamatikal. Makna gramatikal adalah makna yang sudah mengalami proses morfologi.
-Bentuk {beli} juga sebuah morfem dasar yang memiliki makna leksikal. Makna leksikal adalah makna yang sudah dimiliki kata/ leksem (kata yang ada di kamus).
Sementara, bentuk beli jika dianalisis menjadi lebih kecil lagi akan menjadi be- dan li, dimana keduanya jelas tidak memiliki makna apa-apa. Jadi, keduanya bukan morfem.
1. Identifikasi Morfem
Satuan bahasa merupakan komposit antara bentuk dan makna. Oleh karena itu, untuk menetapkan sebuah bentuk adalah morfem bukan didasarkan pada kriteria bentuk dan makna. Hal-hal berikut yang dapat menjadi pedoman untuk menentukan morfem dan bukan morfem.
a.) Dua bentuk yang sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan morfem.
Contoh:
- Bulan depan dia akan menikah.
- Sudah tiga bulan dia belum bayar uang SPP.
b.) Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda maka merupakan dua morfem yang berbeda.
Contoh:
- Bank Indonesia memberi bunga 5 persen per tahun.
- Dia datang membawa seikat bunga.
c.) Dua buah bentuk yang berbeda, tetapi memiliki makna yang sama, merupakan dua morfem yang berbeda.
Contoh:
- Ayah pergi ke Medan.
- Bapak baru pulang dari Medan.
d.) Bentuk-bentuk yang mirip tetapi maknanya sama adalah sebuah morfem yang sama, asal perbedaan bentuk itu dapat dijelaskan secara fonologis. Umpamanya, bentuk-bentuk me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge-.
Contoh:
- Melihat
- Membina
- Mendengar
- Menyusul
- Mengambil
- Mengecat
e.) Bentuk yang muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga morfem.
Contoh:
- Bentuk renta pada konstruksi tua renta.
- Bentuk kuyup pada konstruksi basah kuyup.
f.) Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama.
Contoh:
Bentuka baca pada kata berikut adalah sebuah morfem yang sama.
- Membaca
- Pembaca
- Pembacaan
- Bacaan
- Terbaca
- Keterbacaan
g.) Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar (klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi (memiliki banyak makna) adalah juga merupakan morfem yang sama.
Contoh:
Kata kepala memiliki makna yang berbeda secar polisemi, tetapi tetap merupakan morfem yang sama.
- Ibunya menjadi kepala sekolah di sana.
- Nomor teleponnya tertera pada kepala surat itu.
- Tubuhnya memang besar tetapi sayang kepalanya kosong.
2. Morf dan Alomorf
Dalam kajian morfologi, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya, apakah sebagai morfem atau sebagai alomorf. Jadi, sebenarnya wujud fisik morf adalah sama dengan wujud fisik alomorf. Sedangkan yang konkret, ada dalam penuturan disebut alomorf, yang tidak lain adalah realisasi dari morfem itu. Sebagai realisasi dari morfem, alomorf bersifat nyata/ ada.
Pada umumnya sebuah morfem hanya memiliki sebuah alomorf. Namun, ada juga morfem yang direalisasikan dalam beberepa bentuk alomorf.
Contoh:
- Morfem {ber-} memiliki tiga bentuk alomorf.
Morfem
|
Alomorf
|
Contoh Kata
|
ber-
|
ber-
|
bertemu, berdoa
|
be-
|
beternak, bekerja
| |
bel-
|
balajar
|
- Morfem {me-} memiliki enam buah alomorf.
Morfem
|
Alomorf
|
Contoh Kata
|
me-
|
me-
|
melihat, merawat
|
mem-
|
membaca, membawa,
| |
men-
|
menduga, mendengar,
| |
meny-
|
menyisir, menyusul,
| |
meng-
|
menggali, mengebor,
| |
menge-
|
mengecat, mengetik
|
Sumber:
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
